Suzuki Fronx hadir sebagai alternatif SUV kompak yang cukup menarik perhatian sejak pertama kali dikenalkan ke publik. Tidak hanya desainnya yang futuristik dan sporty, namun yang lebih menarik justru ada di balik kap mesinnya. Suzuki menawarkan dua pilihan mesin berbeda untuk Fronx: K15B dan K15C.
Lantas, apa sebenarnya perbedaan di antara keduanya? Dan mana yang lebih cocok untuk kebutuhan berkendara harian masyarakat Indonesia?
Kami akan ulas tuntas dari aspek teknis, efisiensi bahan bakar, kenyamanan, hingga nilai jangka panjang.
Kita mulai dari mesin yang lebih dahulu digunakan. Mesin K15B sudah tidak asing lagi karena sudah dipakai di berbagai lini produk Suzuki, seperti Ertiga, Jimny, hingga APV.
Dari spesifikasi saja kita bisa simpulkan, ini adalah mesin yang cukup sederhana, tanpa banyak embel-embel teknologi. Tapi justru di situlah kekuatannya: minim risiko, biaya perawatan terjangkau, dan performa yang sudah terbukti.
Sementara itu, K15C hadir sebagai generasi terbaru dengan peningkatan dari sisi efisiensi dan teknologi. Mesin ini menjadi representasi komitmen Suzuki terhadap kendaraan yang lebih ramah lingkungan tanpa mengorbankan performa.
Sistem SHVS pada K15C bukanlah sistem hybrid penuh seperti pada kendaraan elektrifikasi murni, tapi lebih tepat disebut sebagai mild hybrid. Artinya, bantuan tenaga hanya terjadi pada momen-momen tertentu seperti saat akselerasi awal atau idle stop-start.
Dari sisi performa, secara angka di atas kertas, keduanya nyaris tidak berbeda jauh. Namun saat sudah duduk di balik kemudi, baru terasa perbedaan karakternya.
Mesin ini memberikan sensasi berkendara yang sederhana namun efektif. Respons gas cukup cepat, dan meski sedikit kasar saat digas dalam-dalam, tetap terasa menyenangkan bagi pengemudi yang suka kendali penuh.
Begitu mobil dinyalakan, suara mesin K15C terasa lebih senyap. Saat idle, apalagi dengan bantuan SHVS, getaran nyaris tak terasa. Saat bergerak, transisi gigi pada transmisi 6-speed otomatisnya juga terasa lebih modern.
Di jalanan kota yang padat dan sering stop-and-go, K15C memberikan pengalaman berkendara yang lebih menyenangkan, terutama jika kamu mengutamakan kenyamanan.
Salah satu keunggulan utama dari K15C adalah efisiensi bahan bakar. Dengan teknologi Dualjet dan sistem hybrid ringan, konsumsi BBM-nya terbukti lebih hemat dibanding K15B.
Dalam pengujian harian kami, K15C consistently mencatat konsumsi BBM lebih baik sekitar 2–3 km/liter dibanding K15B. Dalam jangka waktu setahun, ini berarti penghematan bahan bakar yang cukup signifikan.
Perbedaan antara kedua mesin ini bukan hanya di jantung pacunya. Suzuki juga membedakan kelengkapan fitur sesuai tipe mesin yang digunakan.
Di sini kita melihat perbedaan pendekatan: K15C cocok untuk konsumen yang menginginkan teknologi dan efisiensi, sementara K15B masih mengedepankan kepraktisan dan keandalan.
Pertanyaan umum yang sering muncul adalah: apakah mesin hybrid ringan seperti K15C lebih mahal perawatannya? Jawabannya: tidak signifikan.
Berdasarkan obrolan kami dengan teknisi Suzuki, selama servis berkala dilakukan sesuai anjuran, kedua mesin ini sama-sama punya daya tahan yang baik.
Tentu saja, semua kelebihan tadi juga berdampak pada harga jual. Unit dengan mesin K15C dibanderol lebih tinggi dibanding K15B.
Dalam jangka panjang, investasi di K15C bisa memberikan pengembalian lebih baik, terutama jika konsumsi BBM menjadi pertimbangan utama.
Kami pribadi condong ke K15C, karena selain lebih nyaman, juga memberikan efisiensi dan nilai tambah yang terasa dalam penggunaan harian.
K15C menggunakan teknologi mild hybrid (SHVS), bukan full hybrid seperti mobil listrik. Bantuan tenaga hanya terjadi di momen tertentu.
Tidak. Sistem ini cukup sederhana dan sudah digunakan luas oleh Suzuki. Biaya perawatan tidak jauh berbeda dengan mesin konvensional.
Sangat cocok. Fitur-fitur bantu seperti start-stop dan transmisi 6-speed membuat pengalaman berkendara lebih mudah dan nyaman.
Masih sangat relevan, terutama untuk kamu yang ingin mobil dengan perawatan sederhana dan biaya lebih ringan.
Baik K15B maupun K15C memiliki ketersediaan suku cadang yang baik di jaringan bengkel resmi Suzuki.
Semoga ulasan ini bisa membantu kamu dalam menentukan pilihan yang tepat. Pada akhirnya, semua kembali ke kebutuhan dan preferensi masing-masing. Jika kamu masih ragu, tidak ada salahnya test drive kedua varian dan rasakan sendiri perbedaannya.