Apakah Anda sedang mempertimbangkan untuk membeli mobil listrik bekas? Jika iya, Anda tidak sendirian. Seiring naiknya tren kendaraan ramah lingkungan, pasar mobil listrik seken di Indonesia kini menawarkan peluang emas sekaligus tantangan yang harus Anda hadapi. Oleh karena itu, banyak calon pembeli bertanya-tanya tentang kondisi baterai, harga jual kembali, dan biaya perawatannya.
Untuk itu, artikel ini akan mengupas tuntas semua yang perlu Anda ketahui. Kami akan membahas mengapa harga mobil bekas ini cenderung turun, apa saja risikonya, dan bagaimana Anda bisa mendapatkan unit terbaik.
Salah satu topik terpanas saat ini adalah depresiasi atau penurunan harga mobil listrik bekas. Sebenarnya, fenomena ini wajar terjadi pada setiap transisi teknologi baru.
Beberapa faktor utama menjadi penyebabnya:
Namun, kondisi ini justru menciptakan peluang bagi pembeli cerdas yang ingin beralih ke mobil listrik dengan anggaran lebih terjangkau.
Faktanya, berdasarkan data yang kami kumpulkan dari berbagai platform jual-beli online per kuartal akhir 2025, penurunannya cukup signifikan. Sebagai contoh, kini Anda bisa menemukan Wuling Air ev bekas keluaran awal dengan harga di bawah Rp200 juta.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar sedang melakukan penyesuaian harga secara alami.
Di tengah ketidakpastian ini, Anda justru bisa memanfaatkan celah keuntungan. Dengan harga yang lebih rendah, mobil listrik bekas menjadi alternatif yang sangat menarik. Bahkan, mobil ini bisa lebih unggul dari mobil bensin konvensional di kelas harga yang sama.
Bayangkan saja, Anda dapat menikmati akselerasi instan, kabin senyap, dan biaya “bahan bakar” yang jauh lebih murah. Di sisi lain, biaya perawatan rutin mobil listrik juga lebih rendah karena tidak ada komponen seperti oli mesin, busi, atau radiator.
Jika Anda tertarik, pastikan membaca panduan kami tentang [Tips Membeli Mobil Bekas Berkualitas untuk Pemula].
Tentu saja, Anda juga harus mewaspadai beberapa tantangan utama.
Ini adalah prioritas nomor satu. Pastikan Anda memeriksa SoH baterai sebelum membeli. Baterai yang sehat biasanya masih memiliki SoH di atas 90%. Jangan ragu untuk meminta pengecekan di bengkel resmi.
Pilihlah unit yang garansi baterainya masih berlaku. Sebagian besar pabrikan memberikan garansi baterai selama 8 tahun. Ini adalah jaring pengaman terbaik Anda dari biaya perbaikan tak terduga.
Meskipun terus berkembang, ketersediaan SPKLU masih terbatas di beberapa daerah. Pastikan lingkungan tempat tinggal dan rute harian Anda sudah terjangkau oleh infrastruktur pengisian daya. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengecek data resmi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Jadi, apakah layak membeli mobil listrik bekas? Jawabannya adalah: Ya, dengan syarat Anda melakukan riset secara cermat.
Pasar ini menawarkan nilai lebih bagi pembeli yang teredukasi. Dengan memeriksa riwayat servis, kesehatan baterai, dan sisa masa garansi, Anda bisa memitigasi sebagian besar risikonya. Dengan kata lain, mobil listrik bekas bukan lagi sekadar spekulasi, melainkan sebuah pilihan rasional untuk transportasi masa depan yang lebih efisien.
Langkah pertama adalah menentukan bujet dan kebutuhan jarak tempuh harian Anda. Setelah itu, fokuslah mencari unit yang memiliki riwayat servis lengkap di bengkel resmi dan sisa garansi baterai yang masih panjang.
Biaya operasionalnya sangat rendah. Jika Anda mengisi daya di rumah, estimasinya hanya sekitar Rp200.000–Rp300.000 per bulan untuk pemakaian normal dalam kota, jauh lebih hemat dibandingkan membeli bensin.
Cara paling akurat adalah dengan melakukan pengecekan State of Health (SoH) di bengkel resmi. Hindari hanya mengandalkan informasi dari penjual. Sebaiknya, Anda meminta bukti hasil pengecekan secara tertulis.
Punya pengalaman atau pertanyaan lain tentang mobil listrik bekas? Bagikan di kolom komentar di bawah!