Pernahkah Anda membayangkan sebuah mobil yang terdengar seperti orkestra simfoni tapi melaju secepat peluru? Itulah yang saya rasakan ketika pertama kali mendengar suara mesin Ferrari 12Cilindri dihidupkan. Seolah-olah Ferrari sedang menyampaikan pesan terakhirnya sebelum dunia otomotif benar-benar dibungkam oleh regulasi emisi. Mobil ini bukan sekadar kendaraan, tapi representasi dari DNA Ferrari yang paling murni—dan mungkin, yang terakhir dari jenisnya.
Saya tidak sedang melebih-lebihkan. Ferrari 12Cilindri adalah sebuah pernyataan keras dari Maranello di tengah tren elektrifikasi dan downsizing mesin. Ketika banyak pabrikan mulai menanggalkan mesin V12 mereka atau memasangnya dengan sistem hybrid, Ferrari justru tampil berani. Mereka menyodorkan satu lagi mahakarya bermesin V12 naturally aspirated yang melengking tinggi hingga 9.500 rpm, tanpa bantuan turbo, tanpa kompromi. Dan nama mobil ini? Tidak pakai basa-basi: 12Cilindri—dua belas silinder.
Yang membuat saya tertegun bukan hanya suara mesinnya, tapi pesan di balik desain dan spesifikasinya. Saat pabrikan lain berlomba-lomba menyelipkan kata “eco” dan “efficient”, Ferrari justru memilih merayakan keindahan murni dari pembakaran internal. Bahkan, bisa dibilang Ferrari 12Cilindri adalah bentuk perlawanan elegan terhadap tren otomotif modern yang semakin seragam.
Dan ketika saya melihat langsung desain eksteriornya, jujur saja—saya sempat ragu. Terlalu modern, terlalu datar, dan tidak terlihat seperti Ferrari klasik. Tapi semua berubah saat melihatnya dari dekat. Setiap garis bodi ternyata menyimpan warisan desain dari Ferrari Daytona 365 GTB/4, lengkap dengan kap clamshell dan desain belakang yang tampak seperti kapal luar angkasa. Ini bukan hanya mobil, tapi artefak sejarah yang dikemas ulang dengan bahasa masa depan.
Jadi, apakah Ferrari 12Cilindri akan menjadi V12 terakhir dari Ferrari? Belum ada jawaban pasti. Tapi kalau memang iya, Ferrari telah memilih cara pamit yang sangat elegan: mengubah ledakan bensin menjadi simfoni paling indah di era modern.
1. Sejarah dan Filosofi V12
Sejak Ferrari pertama kali menggunakan mesin V12 pada 1947, Enzo Ferrari pernah berkata bahwa “Ferrari is twelve cylinders”. Oleh karena itu, tak heran jika saya merasa 12Cilindri adalah simbol penghormatan tertinggi untuk warisan tersebut.
Ferrari meluncurkan mobil ini pada 3 Mei 2024 di Miami Beach. Momen ini sekaligus menandai perayaan ulang tahun ke-70 Ferrari di pasar Amerika. Namanya sendiri berarti “dua belas silinder” dalam bahasa Italia—sebuah penegasan yang lugas tanpa embel-embel. Dengan nama sejelas itu, saya sempat berpikir: “ini bisa jadi perpisahan terakhir dunia dengan V12 naturally aspirated.” Namun, Ferrari memastikan bahwa mereka akan terus memproduksinya meskipun regulasi emisi semakin ketat.
2. Teknologi Mesin yang Jarang Dibahas

2.1. Aspirated Torque Shaping (ATS)
Saya menyukai bagian ini karena saya cukup paham soal dyno dan kurva torsi. Dalam hal ini, ATS adalah fitur revolusioner yang Ferrari perkenalkan.
- Cara kerja: Secara mendasar, ATS menyetel torsi secara elektronik di gigi tiga dan empat. Tujuannya adalah agar akselerasi terasa lebih halus dan linear, tanpa mengorbankan tenaga puncak.
- Hasilnya: Pengemudi mendapatkan sensasi akselerasi yang konsisten dan mudah diprediksi, bahkan saat melintasi rute berkelok.Dengan kata lain, teknologi ini bukan sekadar menghilangkan turbo lag, tetapi memberikan pengalaman berkendara yang mulus—halus namun tetap bertenaga.
2.2. Komponen dari Dunia Formula 1
Selain itu, Ferrari juga menyuntikkan teknologi balap langsung ke dalam mesin jalan raya ini:
- Follower katup (finger follower) ala F1 menggantikan mekanisme hidrolik biasa, sehingga memungkinkan putaran mesin yang lebih cepat dengan redline tinggi hingga 9.500 rpm.
- Batang torak titanium, yang 40% lebih ringan dari baja, secara signifikan mengurangi beban massa berputar (rotating mass) agar mesin lebih responsif.
- Hasilnya, mesin ini mampu menyajikan 80% torsi sudah tersedia pada 2.500 rpm—sebuah ekspresi kekuatan yang langsung terasa sejak putaran bawah.
Setelah mencoba V12 Competizione, saya merasa 12Cilindri ini adalah evolusi nyata—lebih halus, lebih mengalir, namun tetap berapi-api.
3. Sasis dan Performa yang Menyatu
Tentu saja, tenaga besar ini perlu diimbangi dengan sasis dan pengendalian yang sinergis.
- Pertama, sasis aluminium barunya mampu meningkatkan rigiditas torsional sebesar 15% dibandingkan 812 Superfast.
- Kedua, transmisi 8-percepatan DCT generasi baru menawarkan perpindahan gigi 30% lebih cepat dan menggunakan overdrive untuk rasio gigi yang efisien di kecepatan tinggi.
- Selanjutnya, sistem kemudi 4-roda (4-wheel steering) atau Passo Corto Virtuale membuat mobil terasa lebih lincah seolah memiliki sumbu roda yang lebih pendek.
- Terakhir, sistem rem by-wire dengan ABS Evo memberikan kontrol pengereman yang jauh lebih presisi.
Menurut Top Gear, mobil ini terasa “sober dan serius,” namun tetap mengundang kepercayaan diri dan tidak terlalu mengintimidasi. Saya setuju, karena setelah pernah mengendarai F12, perbedaannya terasa signifikan—12Cilindri jauh lebih modern tanpa kehilangan karakter GT-nya.
4. Desain Retro-futuristik

Pada sektor desain, Ferrari berhasil memadukan sejarah dan inovasi secara brilian.
4.1. Eksterior
Flavio Manzoni, sang desainer, mengambil inspirasi dari Ferrari 365 GTB/4 Daytona. Ciri utamanya adalah black band di kap mesin yang warnanya tidak dapat diubah. Sementara itu, bagian depan bergaya clamshell, lampu tajam, serta ventilasi udara yang apik menambah karakter futuristik. Di bagian belakang, spoiler delta active aerodynamics secara aktif menghasilkan downforce 50 kg pada kecepatan tinggi.
4.2. Interior
Di bagian dalam, arsitektur dua kokpit mengadaptasi desain dari Purosangue dan Roma Spider, yang diperkuat dengan floating central bridge. Interiornya menampilkan tiga layar utama: instrumen pengemudi (15,6 inci), infotainment (10,25 inci), dan layar penumpang (8,8 inci). Selain kemewahan, Ferrari juga menggunakan material ramah lingkungan seperti Alcantara daur ulang yang dipadukan dengan sentuhan karbon fiber. Saya pernah melihat langsung interior ini—terasa sangat lapang, bergaya, dan tetap nyaman bagi penumpang.
5. Varian Coupé dan Spider
Sebagai terobosan, Ferrari langsung meluncurkan dua varian secara bersamaan sejak debut:
- Coupé: Varian ini lebih ringan dengan bobot kering sekitar 1.560 kg.
- Spider: Menggunakan retractable hardtop dengan tambahan bobot hanya 60 kg, namun tetap kokoh dan senyap di kecepatan tinggi.
Menurut ulasan Motor1, varian Spider terasa sama ganasnya. Akan tetapi, sensasi suara V12-nya terdengar lebih dekat ke telinga—terutama di putaran mesin menengah (5.000–6.000 rpm). Saya pernah mendengar rekamannya saat melintas di terowongan—suaranya benar-benar magis, perpaduan antara raungan brutal dan harmoni yang murni.
6. Statistik Lengkap
Aspek | Detail |
Mesin | 6.496 cc V12 F140HD, dry sump, rasio kompresi 13,5:1 |
Tenaga | 830 PS @ 9.250 rpm |
Torsi | 678 Nm @ 7.250 rpm |
Redline | 9.500 rpm |
Akselerasi | 0–100 km/j: 2,9 detik; 0–200 km/j: < 7,9 detik |
Top speed | > 340 km/j |
Berat Kering | Coupé: 1.560 kg / Spider: 1.620 kg |
Wheelbase | 2.700 mm |
Ban & Roda | 21 inci; 275/35 (depan), 315/35 (belakang) |
Rem & Aero | Cakram Brembo by-wire; spoiler aktif bentuk delta |
7. Kesimpulan dan Pendapat Pribadi
Pada akhirnya, Ferrari 12Cilindri adalah sebuah mahakarya yang menyatukan warisan klasik V12, teknologi balap modern, dan kenyamanan sebuah GT dalam satu paket mewah.
Saya menyukainya karena mobil ini tidak terasa berlebihan—sebuah GT elegan yang bisa diajak “berlari” di sirkuit, namun tetap nyaman untuk perjalanan jauh. Seperti yang dikatakan tim Otodriver, “mobil ini tenang di kemacetan, tapi berubah jadi pesawat tempur saat jalanan kosong.” Di sisi lain, Top Gear menyebutnya membawa keseimbangan unik: “sober, tapi tetap memacu adrenalin.” Pengalaman saya mendengar langsung raungan mesinnya menegaskan mengapa para penggila otomotif masih mengidamkan V12 murni ini.
Baca Juga : Cara Kerja Transmisi Manual dan Pengertian, Fungsi, Komponen
8. FAQ
- Apakah ini benar-benar V12 terakhir Ferrari?Belum pasti. Meskipun regulasi semakin ketat, Ferrari belum berencana menghentikan produksi V12 naturally aspirated. Namun, masa depannya masih belum bisa dipastikan.
- Mengapa teknologi ATS penting?ATS sangat penting karena teknologi ini memberikan kurva torsi yang konsisten di gigi menengah. Efeknya adalah pengalaman berkendara yang terasa lebih presisi dan menyenangkan, tanpa ada hentakan tenaga yang tiba-tiba.
- Berapa konsumsi BBM-nya?Data resmi WLTC menunjukkan konsumsi sekitar 6,5 km/l, angka yang cukup wajar untuk sebuah GT bertenaga besar seperti ini.
- Sebaiknya pilih Coupé atau Spider?Pilihan ini sepenuhnya bergantung pada preferensi Anda. Jika Anda menginginkan bobot lebih ringan dan presisi berkendara maksimal, Coupé adalah jawabannya. Namun, jika Anda mencari sensasi suara V12 yang lebih intim dan pengalaman berkendara atap terbuka, pilihlah Spider.
- Apakah kompetitor seperti Mercedes atau BMW punya fitur serupa?Tidak ada yang identik. Keunikan Ferrari terletak pada penerapan langsung teknologi F1. Sementara itu, para kompetitornya umumnya lebih mengandalkan teknologi hybrid atau turbocharging untuk mencapai performa serupa.