Toyota Supra bukan sekadar mobil, melainkan simbol ambisi untuk melampaui batas. Nama “Supra,” yang berasal dari bahasa Latin berarti “melebihi” atau “melampaui,” mencerminkan semangat Toyota dalam menciptakan mobil sport yang tak hanya kompetitif, tetapi juga legendaris. Selama lebih dari empat dekade, Supra telah berevolusi dari grand tourer elegan menjadi supercar penakluk dunia, hingga akhirnya bangkit kembali dengan kontroversi yang mengguncang para penggemar.
Kisah Supra adalah perjalanan panjang yang penuh dengan inovasi, persaingan, dan pengaruh budaya yang kuat. Dari lintasan balap hingga layar lebar, mobil ini telah meninggalkan jejak abadi dalam sejarah otomotif. Artikel ini akan mengupas tuntas sejarah Supra melalui lima generasi, menyoroti evolusi teknologi, desain, dan warisan budayanya. Berdasarkan informasi terverifikasi dari berbagai sumber resmi, kami menyajikan cerita yang tidak hanya informatif, tetapi juga segar, orisinal, dan jarang muncul di mesin pencari. Mari kita mulai perjalanan ini!
Awal Mula – Keturunan Celica (1978–1985)
Toyota menciptakan Supra dari keinginan untuk menantang dominasi Datsun Z di pasar Amerika Utara. Bukan mobil yang berdiri sendiri, Supra awalnya adalah versi premium dari Toyota Celica. Namun, langkah awal ini justru menjadi fondasi bagi legenda yang akan datang.
A40/A50 Celica Supra – Menantang Datsun (1978–1981)
Pada akhir 1970-an, Toyota melihat peluang di pasar mobil sport Amerika, di mana Datsun Z sedang merajai. Alih-alih membangun mobil baru dari nol, Toyota memilih pendekatan cerdas: memperpanjang sasis Celica liftback dan memasang mesin enam silinder segaris yang lebih bertenaga. Hasilnya adalah Celica Supra, yang di Jepang mendapat julukan Celica XX.
- Mesin dan Teknologi: Supra generasi pertama menggunakan mesin 2,6 liter SOHC (4M-E) dengan injeksi bahan bakar elektronik, sebuah terobosan pada masanya. Tenaganya mencapai 110 hp, kemudian Toyota meningkatkannya menjadi 116 hp dengan mesin 2,8 liter (5M-E) pada 1980. Suspensi independen empat roda dan rem cakram di semua roda menawarkan handling yang mumpuni untuk era itu. Pilihan transmisi manual 5-percepatan atau otomatis 4-percepatan memberikan fleksibilitas.
- Desain dan Posisi Pasar: Dengan jarak sumbu roda yang lebih panjang 5,1 inci dari Celica, Supra tampil lebih gagah. Namun, fokusnya lebih pada kenyamanan dan kemewahan ketimbang performa murni, menjadikannya sebuah grand tourer yang menyaingi Datsun.
- Meski spesifikasinya mengesankan, Supra A40/A50 belum benar-benar memikat sebagai mobil sport. Ulasan saat itu menyebutnya kurang lincah dibandingkan kompetitor, tetapi langkah ini membuktikan bahwa Toyota serius ingin bermain di segmen mobil sport.
A60 Celica Supra – Menuju Performa Sejati (1981–1986)
Generasi kedua Supra, atau A60, adalah titik balik. Toyota mulai mengasah pedangnya dengan menggeser fokus dari kemewahan ke performa. Desainnya yang bersudut tajam dengan lampu pop-up menjadi ciri khas era 1980-an.
- Strategi Pemasaran: Toyota memperkenalkan dua varian di Amerika: P-Type (Performance) untuk penggemar kecepatan dan L-Type (Luxury) untuk pecinta kemewahan. P-Type memiliki fender flare agresif, velg lebar, dan limited-slip differential. L-Type menawarkan interior kulit dan panel instrumen digital dengan fitur canggih seperti komputer perjalanan.
- Peningkatan Performa: Mesin DOHC 2,8 liter (5M-GE) menghasilkan 145 hp, kemudian meningkat hingga 161 hp pada 1985. Lotus menyetel suspensi belakang semi-trailing arm, yang meningkatkan handling secara drastis.
- Kolaborasi dengan Lotus membuat A60 unggul dalam tes handling, bahkan mengalahkan Porsche dan Ferrari di beberapa uji majalah otomotif. Supra mulai menunjukkan taringnya, bukan lagi sekadar Celica yang lebih mewah, tetapi mobil sport sejati yang siap bertarung.
Menempa Identitas – A70 (1986–1993)
Pada 1986, Supra resmi “bercerai” dari Celica. Generasi ketiga, A70, adalah langkah besar menuju identitas independen sebagai mobil sport grand tourer andalan Toyota. Dengan teknologi canggih dan mesin turbo pertama, A70 menjadi jembatan menuju era keemasan Supra.
Perceraian dari Celica – Supra Berdiri Sendiri
Sementara Celica beralih ke penggerak roda depan, Supra tetap setia pada layout mesin depan, penggerak roda belakang. Dengan mengadopsi platform Toyota Soarer, A70 hadir dengan desain modern dan fitur inovatif.
- Inovasi Teknologi: Suspensi double wishbone di keempat roda dan Toyota Electronically Modulated Suspension (TEMS) memberikan pengalaman berkendara yang adaptif. TEMS memungkinkan pengemudi memilih mode “Normal” atau “Sport” untuk menyesuaikan kekerasan suspensi. Opsi Sport Roof (targa) menawarkan pengalaman atap terbuka yang unik.
- Desain dan Kenyamanan: Interior A70 fokus pada pengemudi, dengan ergonomi yang menuai pujian dan kenyamanan tingkat tinggi, yang memperkuat posisinya sebagai grand tourer.
- Perpisahan dari Celica memungkinkan Toyota mengejar ambisi lebih besar. A70 bukan lagi sekadar evolusi, tetapi fondasi untuk sesuatu yang lebih revolusioner.
Era Turbo Dimulai – Mesin 7M-GTE
Puncak dari A70 adalah pengenalan Supra Turbo pada 1987, yang menggunakan mesin 7M-GTE 3,0 liter turbocharged yang menghasilkan 230 hp dan torsi 246 lb-ft.
- Performa: Waktu 0-60 mph turun menjadi sekitar 6 detik, menjadikan Supra pesaing serius di kelas mobil sport. Di Jepang, model JZA70 menggunakan mesin 1JZ-GTE 2,5 liter twin-turbo dengan 276 hp, pendahulu mesin legendaris 2JZ.
- Kelemahan dan Potensi: Meski kuat, 7M-GTE memiliki masalah paking kepala silinder. Namun, setelah para mekanik memperbaikinya, mesin ini menjadi favorit para tuner karena blok besi cornya yang kokoh.
- A70 menunjukkan bahwa Toyota siap bersaing di panggung global. Meski masih berorientasi grand tourer, pengenalan turbo menandakan langkah menuju performa ekstrem yang akan meledak pada generasi berikutnya.
Puncak Kejayaan – A80 “MkIV” (1993–2002)

Toyota Supra A80, atau MkIV, adalah definisi sejati dari sebuah supercar. Diluncurkan pada 1993, mobil ini mengubah aturan main dengan desain radikal, obsesi pengurangan bobot, dan mesin 2JZ yang menjadi legenda.
Dari Grand Tourer ke Supercar
A80 meninggalkan citra grand tourer A70. Desainnya yang aerodinamis, dengan sayap belakang ikonik, bukan hanya estetika, tetapi juga fungsional untuk downforce.
- Pengurangan Bobot: Toyota memangkas bobot hingga 45 kg lebih ringan dari A70 dengan menggunakan aluminium dan plastik pada komponen seperti kap mesin dan tangki bahan bakar. Anti-roll bar berlubang dan knalpot tunggal menghemat bobot lebih lanjut.
- Interior Fungsional: Toyota merancang kokpit A80 seperti jet tempur yang fokus pada pengemudi, meski banyak yang mengkritik interiornya karena penggunaan plastik keras.
- A80 adalah pernyataan bahwa Toyota ingin bersaing dengan supercar dunia seperti Porsche dan Ferrari, bukan hanya mobil sport Jepang lainnya.
Mesin 2JZ – Jantung Sang Legenda
Mesin 2JZ-GTE twin-turbo adalah inti dari legenda A80. Dengan sistem turbo sekuensial, mesin ini menghasilkan 320 hp (ekspor), sementara di Jepang tenaganya terbatas pada 276 hp akibat “gentleman’s agreement”.
- Daya Tahan Luar Biasa: Blok besi cor, crankshaft tempa, dan connecting rod kuat membuat 2JZ mampu menangani lebih dari 700 hp dengan komponen standar. Modifikasi ekstrem bahkan bisa mencapai 1.000 hp, menjadikannya favorit para tuner.
- Transmisi: Pilihan transmisi manual 6-percepatan Getrag atau otomatis 4-percepatan memberikan fleksibilitas untuk pengemudi.
- Mesin ini bukan hanya kuat, tetapi juga andal, menjadikan A80 sebagai kanvas ideal untuk modifikasi aftermarket.
Performa Kelas Dunia
A80 Turbo mencatatkan waktu 0-60 mph dalam 4,6 detik dan seperempat mil dalam 13,1 detik, mengalahkan Porsche 928 GT, Corvette, dan Nissan 300ZX.
- Handling: Dengan gaya lateral 0,95g, A80 unggul di tikungan dan mampu menyaingi supercar Eropa.
- Pengereman: Rem cakram berventilasi yang mengadopsi teknologi Formula 1 berhasil mencetak rekor pengereman 70-0 mph selama tujuh tahun.
- A80 bukan hanya cepat di lintasan lurus, tetapi juga lincah dan seimbang, menjadikannya supercar serba bisa.
Akhir Era dan Kelangkaan
Sayangnya, A80 menjadi korban ekonomi. Harga yang melonjak akibat nilai tukar yen dan menurunnya minat terhadap coupe sport di akhir 1990-an membuat penjualannya merosot.
- Penghentian: Toyota menghentikan impor ke AS pada 1998, dan produksi global berakhir pada 2002.
- Warisan: Perpaduan antara kelangkaan A80, potensi modifikasi, dan budaya pop menjadikannya ikon yang tak lekang oleh waktu.
- A80 bukan hanya mobil, tetapi fenomena yang terus hidup melalui budaya tuner dan media.
Warisan di Lintasan Balap

Supra bukan hanya bintang di jalan raya, tetapi juga di lintasan balap. Dari reli hingga drag race, Supra telah membuktikan kehebatannya di berbagai arena.
Reli Afrika – A70 yang Terlupakan
Supra A70 bersinar di Reli Safari 1987, salah satu balapan terberat di dunia. Meski gagal menang akibat masalah mesin, Supra membuktikan potensinya dengan kemenangan di Reli Hong Kong-Beijing.
- Keunggulan: Mesin 7M-GE bertenaga 290 hp menunjukkan daya tahan di medan ekstrem.
- Tantangan: Tragedi kecelakaan pesawat tim TTE mengakhiri program reli Supra.
Dominasi JGTC – A80 di Jepang
Di All-Japan Grand Touring Car Championship (JGTC), A80 menjadi legenda dengan mesin 3S-GTE 2,0 liter turbo dan kemudian V8 3UZ-FE.
- Keberhasilan: Supra memenangkan gelar pada 1997, 2001, 2002, dan 2005.
- Pengaruh: Livery Castrol TOM’S Supra menjadi ikon berkat Gran Turismo.
Raja Drag Race
Mesin 2JZ-GTE membuat A80 mendominasi balap drag. Tuner seperti Vinny Ten mendorong Supra hingga 1.000 hp dan memecahkan rekor waktu seperempat mil.
- Daya Tahan: Desain over-engineered 2JZ memungkinkan modifikasi ekstrem tanpa mengorbankan keandalan.
A90 di Era Modern
Supra A90 kembali ke lintasan melalui GR Supra GT4, meraih kemenangan di IMSA Michelin Pilot Challenge dan berbagai seri GT4 global.
- Keberhasilan: Supra A90 kembali ke lintasan melalui GR Supra GT4, meraih berbagai kemenangan dan kejuaraan di seri GT4 global, termasuk IMSA Michelin Pilot Challenge, yang menandai kebangkitan Supra di balap modern.
Fenomena Budaya
Supra bukan hanya mobil, tetapi ikon budaya yang abadi berkat film dan video game.
The Fast & The Furious
Supra Turbo 1994 berwarna oranye dalam The Fast and the Furious (2001) menjadi simbol budaya balap jalanan. Mobil pribadi Craig Lieberman, dengan tenaga 544-569 hp, mencuri perhatian dunia.
- Dampak: Film ini memperkenalkan 2JZ kepada audiens global dan mengukuhkan status Supra sebagai ikon tuner.
- Momen Ikonik: Adegan perpisahan di Furious 7 dengan Supra putih Paul Walker menjadi momen emosional yang tak terlupakan.
Gran Turismo
Seri Gran Turismo memperkenalkan Supra kepada jutaan pemain melalui Castrol TOM’S Supra. Game ini membuat Supra menjadi “mobil impian” bagi generasi muda.
- Pengaruh: Pemain bisa memodifikasi dan membalap Supra, yang semakin memperkuat citranya sebagai mobil legendaris.
Kebangkitan Kontroversial – A90 (2019–Sekarang)
Setelah absen 17 tahun, Supra kembali sebagai A90, hasil kolaborasi dengan BMW. Meski brilian secara teknis, mobil ini memicu debat tentang warisan Supra.
Kemitraan dengan BMW
Toyota bermitra dengan BMW untuk mengatasi biaya pengembangan. Mesin B58 3,0 liter turbo menghasilkan hingga 382 hp, dan Toyota menambahkan opsi transmisi manual pada 2023.
- Desain dan Penyetelan: Toyota merancang bodi dan menyetel suspensi untuk menciptakan karakter Supra yang khas.
- Performa: A90 mencatatkan waktu 0-60 mph dalam 3,9 detik, melampaui A80 di setiap metrik.
Penerimaan dan Kritik
Para kritikus memuji A90 karena handling-nya yang tajam dan keseimbangan sasis, tetapi juga mengkritiknya karena interior dan mesin BMW yang mereka anggap “kurang Toyota.”
- Transmisi Manual: Penambahan manual 6-percepatan pada 2023 meningkatkan keterlibatan pengemudi.
- Perbandingan: A90 lebih cepat dan modern, tetapi A80 tetap unggul dalam hal emosi dan warisan.
A80 vs. A90 – Legenda vs. Realitas
Secara objektif, A90 lebih unggul. Namun, A80 memiliki aura yang sulit ditandingi karena mesin 2JZ dan statusnya sebagai proyek internal Toyota.
- Pendukung A90: Menghargai performa modern dan kegunaan sehari-hari.
- Pendukung A80: Mencintai sifat analog dan potensi modifikasi yang tak tertandingi.
Kesimpulan: Semangat Abadi Supra
Toyota Supra adalah cerminan ambisi tanpa batas. Dari grand tourer Celica hingga supercar A80, dan kini kebangkitan A90, Supra terus melampaui ekspektasi. Meski setiap generasi punya cerita sendiri, benang merahnya adalah semangat untuk menjadi yang terbaik. Warisannya hidup di lintasan, layar lebar, dan hati para penggemar, menjadikan Supra lebih dari sekadar mobil—ia adalah legenda abadi.
FAQ
Apa yang membuat Toyota Supra begitu legendaris?
Supra terkenal karena mesin 2JZ-nya yang sangat kuat, performa kelas dunia, dan kehadirannya dalam budaya pop seperti The Fast and the Furious dan Gran Turismo.
Mengapa orang-orang menganggap Supra A80 lebih ikonik dibandingkan A90?
A80 memiliki mesin 2JZ yang legendaris, desain over-engineered, dan status langka karena penghentian produksi, ditambah pengaruh budaya pop yang kuat.
Apakah Supra A90 benar-benar Toyota?
Meski menggunakan mesin dan platform BMW, Toyota merancang bodi dan menyetel suspensi A90 untuk mencerminkan karakter Supra.
Bisakah kita memodifikasi Supra A90 seperti A80?
Meskipun mesin B58 kuat, potensi modifikasinya tidak sebesar 2JZ karena desain modern yang lebih kompleks. Namun, A90 tetap menawarkan performa luar biasa.
Di mana Supra masih bersaing di balap?
Supra A90 aktif berkompetisi di seri GT4 global, termasuk IMSA Michelin Pilot Challenge, dengan meraih kemenangan di berbagai kejuaraan.








